Indonesia merupakan produsen sawit nomor satu di dunia. Berdasarkan data yang dikeluarkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) produksi minyak sawit di Indonesia menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016, total produksi crude palm oil (CPO) mencapai 31,5 juta ton dan PKO sebesar 3 juta ton sehingga total produksi minyak sawit Indonesia mencapai 34,5 juta ton. Berdasarkan laporan keuangan pada tahun 2016, salah satu perusahaan swasta mencatat produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada tahun 2016 sebesar 2,66 juta ton, yang artinya bahwa pertumbuhan di lini perkebunan mengalami kemajuan yang sangat pesat, namun sayangnya di sisi lain para pengusaha masih banyak yang tidak menggunakan Program Akuntansi Untuk Kelapa Sawit, Hal inilah yang membuat para pengusaha mengalami kesulitan dalam mengontrol biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pemilirahaan perkebunan kelapa sawit mereka, namun kini  sudah banyak di indonesia yang menyediakan Program Akuntasi Untuk Kelapa Sawit salah satunya adalah Easy Accounting 5, dimana Easy Accounting ini dapat mencatat biaya-biaya yang di keluarkan untuk perkebunan.

Program Akuntansi Untuk Kelapa Sawit

Akuntansi perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu bidang akuntansi yang membutuhkan Program Akuntansi khusus dan berbeda dari bidang akuntansi yang lainnya. Perbedaan ini terjadi karena banyak akun-akun berbeda yang harus dicatat, sehingga Program Akuntansi Untuk Kelapa Sawit ini mendapat perlakuan yang lebih khusus dibanding bidang akuntansi yang lainnya maka dari itu diperlukanya Program Akuntansi Untuk Kelapa Sawit untuk mencatat semua biaya-biaya yang dikeluarkan.

Pada tahap pembibitan sampai tahap perawatan dan pemupukan, banyak transaksi yang bisa di input dengan modul Jurnal Umum (Jornal Voucher). Tinggal pembuatan jurnalnya saja yang harus di pahami dengan baik di setiap transaksi tersebut. Dan juga untuk Chart of Account (COA) perusahaan perkebunan, biasanya terdapat akun Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Siap Produksi (TSP). Semua pengeluaran biaya untuk pembibitan, pemupukan, dan lain sebagainya sebelum pohon/kebun kita panen bisa kita alokasikan ke akun TBM. Sementara ketika tanaman tersebut sudah mampu menghasilkan maka bisa kita reklas TBM dari tanaman tersebut ke akun TSP. Akun TSP ini biasanya masuk kategori Aktiva Tetap yang mana nantinya bisa disusutkan.

Secara sistem semua transaksi yang berkaitan dengan TBM ini bisa kita input jurnalnya di menu Journal Voucher di dalam Program Easy Accounting 5 . Untuk pembelian bibit, pupuk, pestisida, dan lainnya bisa diinput melalui modul Purchase (Pembelian), gunanya diantaranya agar kita bisa kontrol stock dan hutang kita ke supplier. Saat pemakaian pupuk, bibit, pestisida, dan lainnya bisa kita input di menu Job Costing untuk mengalokasikan biaya tersebut ke akun TBM, jadi stock pupuk, bibit, pestisida, dll akan berkurang dan biayanya teralokasi ke akun TBM. Sementara pada saat tanaman sudah menghasilkan, kita bisa gunakan modul Fixed Asset untuk mengalokasikan nilai TBM menjadi TSP, agar semua TSP bisa menjadi asset yang bisa disusutkan secara otomatis oleh sistem Easy Accounting 5 sesuai dengan umur ekonomisnya.

Jadi, akuntansi perkebunan memiliki perlakuan yang berbeda dari bidang akuntansi yang lainnya dikarenakan banyak tahapan khusus pada saat produksi yang mengakibatkan munculnya akun-akun yang berbeda pula, seperti ada istilah “Tanaman Belum Menghasilkan” dll. Istilah tersebut tidak kita temukan di dalam pencatatan akuntansi biasa.

Kami adalah konsultan penjualan resmi untuk EASY Accounting Program untuk seluruh Indonesia mulai dari Aceh, Padang, Jambi, Bengkulu, Medan, Palembang, Bangka Belitung, Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Pontianak, Balikpapan, Manado, Makasar sampai Jayapura. Dapatkan info lebih lanjut dari kami dengan menghubungi email sales@acisindonesia.com atau telp 021-29018652 dengan Tim Solution Expert kami yang siap membantu Anda.

Tinggalkan Balasan